Semenjak bom meledak di Hotel Ritz Carlton dan Marriott, Jakarta pihak kepolisian berserta Badan Intelejen Negara (BIN) terus menyelidiki "dalang" pelaku pengeboman. Kemampuan pelaku untuk melakukan aksi pengeboman di tempat yang terjaga ketat menimbulkan pertanyaan akan keahlian sang pelaku. Demikian ahlinya sang pelaku sehingga bisa lolos dari pemeriksaan. Apalagi dari video yang ramai beredar diperkirakan sang pelaku datang dari luar hotel Ritz Carlton, lalu masuk ke restoran Airlangga dan dalam waktu 30 detik kemudian bom meledak.
Siapa sang pelaku dan dalang penge-bom-an ini ?
Inilah pertanyaan terbesar saat ini. Dalam beberapa tulisan saya sebelumnya, saya menulis bahwa pelaku adalah orang yang tidak mau bertanggung jawab atau singkatnya; pengecut. Kenapa ? Karena berbeda dengan kejadian bom di luar negeri, sang pelaku biasanya akan mengeluarkan pernyataan bahwa merekalah yang melakukan pengeboman dan kenapa mereka melakukan hal tersebut. Sementara di sini, tidak ada pernyataan apa pun setelah bom meledak, sekalipun bom itu menewaskan banyak orang seperti di Bali beberapa tahun yang lalu.
Bagi saya selain tindakan pengecut, mereka juga layak disebut bodoh. Sudah meledakan bom di Indonesia yang (mungkin) negara mereka sendiri namun tidak berkata apa pun untuk melakukan tindakan heroik; yaitu bertanggung jawab. Yang ada justru lari dan bersembunyi, istilah pribahasa; "lempar bom sembunyi tangan." Apa mereka takut disalahkan ? Lha kan mereka yang melakukan bom. Berani meledakkan bom dan membunuh banyak orang, namun justru takut berkata : "kami bertanggung jawab atas pengeboman !"
Lebih tepat jika tindakan mereka disebut : Bodoh dan Pengecut.
Artikel keren lainnya: