David (David Hartanto Widjaja) ditemukan tewas setelah jatuh dari lantai empat Universitas Nanyang Singapura. Sebelum kuliah di Singapura, David termasuk anak cerdas di sekolahnya. Bahkan almarhum pernah mewakili Indonesia dalam ajang Olimpiade Matematika di Meksiko tahun 2005.
Selama ini David diduga tewas karena bunuh diri. Itu dilakukan setelah ia menusuk dosen pembimbingnya, Profesor Chan Kap Luk, di kampus Nanyang Technological University (NTU). Singapura. Namun berdasarkan penemuan tim forensik terlihat jelas luka di tubuh David timbul akibat penganiayaan oleh orang lain. Dengan demikian, bisa dipastikan tidak ada unsur bunuh diri.
Lantaran itulah, keluarga David yang dimotori ayah korban, Hartono Widjadja, menyewa pengacara O.C. Kaligis untuk membentuk tim pencari fakta. Tim tersebut bertugas menyelediki penyebab pasti kematian mahasiswa berprestasi ini.
Kematian David sontat menjadi headline berita di negeri Singapura. Berbeda dengan Indonesia, berita tentang pembunuhan jarang terdengar di negeri ini. Apalagi diberitakan pelaku pembunuhan adalah David, seorang warga negara Indonesia. Menurut pihak kepolisian Singapura David dianggap berusaha membunuh dosen pembimbingnya, Professor Chan Kap Luk, karena David stres beasiswanya dicabut dan stres karena tugas akhirnya ditolak.
Menariknya, pihak keluarga yang seharusnya berhak untuk mengetahui kondisi David justru terkesan dihalang-halangi. Pihak keluarga pun menyakini bahwa David bukanlah bunuh diri melainkan dibunuh oleh pihak lain. Usaha keluarga David untuk memperoleh keadilan hukum di Singapura mendapatkan dukungan dari berberapa pihak. Pihak pengadilan
Adapun beberapa kejanggalan yang ditemui dalam kematian David menurut pihak keluarga :
Perjuangan pihak keluarga David tanpa henti, menghasilkan simpati dari berbagai pihak. Namun, anehnya pemerintah Indonesia sendiri terkesan "diam" dalam menghadapi persoalan ini. Pihak keluarga mengaku telah menemui Jusuf Kalla dan Prabowo, namun belum berhasil menemui presiden (terpilih) Susilo Bambang Yudhoyono.
Putusan sidang kasus tewasnya David Hartanto Widjaja yang digelar di Pengadilan Subordinate Courts Singapura akan dibacakan pada 28 Juli nanti. Dalam pengadilan ini akan diputuskan kematian David bunuh diri ataukah dibunuh.
Kasus David bukan hanya soal siapa korban dan siapa pelaku, namun lebih kepada soal harkat dan martabat bangsa ini. Apalagi David adalah sosok yang pernah mengharumkan nama bangsa ini di kancah internasional. Kehadiran dan dukungan pemerintah Indonesia mutlak dibutuhkan dalam perjuangan keluarga David memperoleh keadilan hukum. Jadi, buat pemerintah...ayo PEDULI DAVID DONK..
Selama ini David diduga tewas karena bunuh diri. Itu dilakukan setelah ia menusuk dosen pembimbingnya, Profesor Chan Kap Luk, di kampus Nanyang Technological University (NTU). Singapura. Namun berdasarkan penemuan tim forensik terlihat jelas luka di tubuh David timbul akibat penganiayaan oleh orang lain. Dengan demikian, bisa dipastikan tidak ada unsur bunuh diri.
Lantaran itulah, keluarga David yang dimotori ayah korban, Hartono Widjadja, menyewa pengacara O.C. Kaligis untuk membentuk tim pencari fakta. Tim tersebut bertugas menyelediki penyebab pasti kematian mahasiswa berprestasi ini.
Kematian David sontat menjadi headline berita di negeri Singapura. Berbeda dengan Indonesia, berita tentang pembunuhan jarang terdengar di negeri ini. Apalagi diberitakan pelaku pembunuhan adalah David, seorang warga negara Indonesia. Menurut pihak kepolisian Singapura David dianggap berusaha membunuh dosen pembimbingnya, Professor Chan Kap Luk, karena David stres beasiswanya dicabut dan stres karena tugas akhirnya ditolak.
Menariknya, pihak keluarga yang seharusnya berhak untuk mengetahui kondisi David justru terkesan dihalang-halangi. Pihak keluarga pun menyakini bahwa David bukanlah bunuh diri melainkan dibunuh oleh pihak lain. Usaha keluarga David untuk memperoleh keadilan hukum di Singapura mendapatkan dukungan dari berberapa pihak. Pihak pengadilan
Adapun beberapa kejanggalan yang ditemui dalam kematian David menurut pihak keluarga :
- Setelah kejadian keluarga hanya bisa melihat jenazah David dari leher hingga kepala, sedangkan bagian tubuh yang lain telah ditutup dengan plastik.
- Keluarga tidak diijinkan oleh NTU untuk menemui saksi yang melihat David bunuh diri dari lantai 4.
- Dilaporkan David menusuk dengan mengunakan pisau yang ada di dapur. Namun, menurut mahasiswa NTU tidak pernah ada pisau di dapur. Bahkan menurut mahasiswa dan teman-teman David, Profesor menyimpan pisau di lemari untuk memotong buah-buahan.
- Pihak keluarga dan David telah mengetahui bahwa beasiswa akan diputus. Hal ini tidak mengawatirkan pihak keluarga dan David karena David telah semester akhir. Jadi tuduhan karena David stres karena beasiswa diputus tidak terbukti. Kejanggalan lain adalah Profesor hanya sebagai dosen pembimbing, jadi tidak terkait dengan pemberian beasiswa.
- Tidak ada tindakan aneh yang dilakukan David sebelum kematiannya. Bahkan game -nya statusnya masih online. Adalah aneh jika seseorang berniat membunuh namun status game-nya masih online.
- Pihak keluarga tidak diperbolehkan untuk mengetahui isi laptop David yang disita pihak kepolisian Singapura. Dalam laptop ini diperkirakan berisi penelitian David. Beberapa pihak menyakini kematian David disebabkan karena penelitian yang dilakukan David bernilai ekonomis sangat tinggi.
- Waktu kejadian adalah pukul 10.00 pagi, namun hanya sedikit saksi mata yang melihat kematian David. Seharusnya pukul 10.00 pagi adalah jam ramai di NTU.
- David diberitakan bunuh diri dengan mengores nadi lengan-nya. Dari hasil investigasi, luka goresan berada di tangan kanan David dengan arah melintang ke atas. Bukan goresan horizontal seperti luka yang biasa didapati pada orang jika ingin bunuh diri.
- Kematian David disusul kematian dua staf peneliti, Zhou Zheng dan Hu Kunlun yang satu fakultas dengan David. Hal ini dimungkinkan berkaitan dengan penelitian yang dilakukan oleh David.
Perjuangan pihak keluarga David tanpa henti, menghasilkan simpati dari berbagai pihak. Namun, anehnya pemerintah Indonesia sendiri terkesan "diam" dalam menghadapi persoalan ini. Pihak keluarga mengaku telah menemui Jusuf Kalla dan Prabowo, namun belum berhasil menemui presiden (terpilih) Susilo Bambang Yudhoyono.
Putusan sidang kasus tewasnya David Hartanto Widjaja yang digelar di Pengadilan Subordinate Courts Singapura akan dibacakan pada 28 Juli nanti. Dalam pengadilan ini akan diputuskan kematian David bunuh diri ataukah dibunuh.
Kasus David bukan hanya soal siapa korban dan siapa pelaku, namun lebih kepada soal harkat dan martabat bangsa ini. Apalagi David adalah sosok yang pernah mengharumkan nama bangsa ini di kancah internasional. Kehadiran dan dukungan pemerintah Indonesia mutlak dibutuhkan dalam perjuangan keluarga David memperoleh keadilan hukum. Jadi, buat pemerintah...ayo PEDULI DAVID DONK..