Tulisan ini terilhami ketika saya sedang mendengarkan lagu "Jangan Menyerah" dari band D'masiv. Bukan bermaksud untuk ber-melankolis-an, namun harus diakui bahwa hidup memanglah harus diperjuangkan. Saya jadi teringat perjalanan hidup saya sendiri. Dahulu saya tak pernah menyangka jika suatu saat nanti akan tinggal dan bekerja di Jakarta. Sudah enak ? Siapa bilang ? Meski telah cukup berpengalaman, halangan dan rintangan pastilah selalu ada. Saya tidak mengeluh, namun itulah yang saya alami dan mungkin rekan-rekan lain alami. Bekerja dimana pun pastilah membutuhkan pengorbanan dan perjuangan. Kalau istilah orang Inggris adalah "No free lunch". Yap, sepertilah hidup ini. Tak ada makan siang gratis, kita harus memperjuangkannya hingga akhirnya bisa makan siang.
Saya mungkin termasuk beruntung, jika dibanding saudara-saudara lain yang saat ini sedang mengalami musibah bencana gempa di Padang dan Jambi. Saya tak mengalami secara langsung penderitaan saudara-saudara di Padang, meski saya pernah merasakan musibah gempa di Yogyakarta lalu.
Betapa susahnya dan sulitnya untuk bangun,berdiri dan berjalan kembali memperjuangkan nasib. Tak mudah memang, namun bukan mustahil untuk dilakukan. Segala kesusahan akan selalu ada dalam kehidupan kita. Dan dengan menyelesaikan satu masalah maka kita semakin kuat satu langkah.
Sering kali saya kagum akan semangat kerja rekan-rekan kantor saya. Pulang-pergi rumah dan kantor dengan jarak yang jauh. Bangun di pagi hari sebelum matahari terbit dan pulang malam hari setelah matahari terbenam. Adalah aktivitas rutin dalam seminggu yang dilakukan oleh beberapa rekan kantor saya yang tinggal di luar Jakarta, seperti Bogor,Depok,Bekasi,dll; namun mereka bekerja di Jakarta. Sedangkan saya hanya perlu memerlukan waktu 10 menit untuk mencapai kantor. Saya lebih beruntung dari rekan-rekan kantor saya, meskipun saya harus berpisah jauh dengan keluarga saya. "Ngak papalah yang penting bisa hidup". Hmm...itulah motto saya untuk menghibur diri.
Pengalaman saya belum apa-apa. Saya yakin banyak pengalaman hidup orang lain yang lebih membutuhkan perjuangan dan pengorbanan. Contohnya adalah Andy Wray yang hidup hanya dengan memori ingatan selama 2 hari saja. Jadi saya heran jika ada beberapa orang yang memilih untuk mengakhiri hidup. Apapun alasannya. Bagi saya di dalam hidup ada perjuangan. Bahkan seorang calon anggota DPR pun harus memperjuangkan diri agar terpilih menjadi anggota dewan. Meski terkadang mengunakan uang.
Tuhan telah menciptakan kita dengan suatu tujuan dan karunia tertentu. Jadi kenapa justru kita tidak menghargai hidup dan memilih untuk memperjuangkan-nya ?
Saya mungkin termasuk beruntung, jika dibanding saudara-saudara lain yang saat ini sedang mengalami musibah bencana gempa di Padang dan Jambi. Saya tak mengalami secara langsung penderitaan saudara-saudara di Padang, meski saya pernah merasakan musibah gempa di Yogyakarta lalu.
Betapa susahnya dan sulitnya untuk bangun,berdiri dan berjalan kembali memperjuangkan nasib. Tak mudah memang, namun bukan mustahil untuk dilakukan. Segala kesusahan akan selalu ada dalam kehidupan kita. Dan dengan menyelesaikan satu masalah maka kita semakin kuat satu langkah.
Sering kali saya kagum akan semangat kerja rekan-rekan kantor saya. Pulang-pergi rumah dan kantor dengan jarak yang jauh. Bangun di pagi hari sebelum matahari terbit dan pulang malam hari setelah matahari terbenam. Adalah aktivitas rutin dalam seminggu yang dilakukan oleh beberapa rekan kantor saya yang tinggal di luar Jakarta, seperti Bogor,Depok,Bekasi,dll; namun mereka bekerja di Jakarta. Sedangkan saya hanya perlu memerlukan waktu 10 menit untuk mencapai kantor. Saya lebih beruntung dari rekan-rekan kantor saya, meskipun saya harus berpisah jauh dengan keluarga saya. "Ngak papalah yang penting bisa hidup". Hmm...itulah motto saya untuk menghibur diri.
Pengalaman saya belum apa-apa. Saya yakin banyak pengalaman hidup orang lain yang lebih membutuhkan perjuangan dan pengorbanan. Contohnya adalah Andy Wray yang hidup hanya dengan memori ingatan selama 2 hari saja. Jadi saya heran jika ada beberapa orang yang memilih untuk mengakhiri hidup. Apapun alasannya. Bagi saya di dalam hidup ada perjuangan. Bahkan seorang calon anggota DPR pun harus memperjuangkan diri agar terpilih menjadi anggota dewan. Meski terkadang mengunakan uang.
Tuhan telah menciptakan kita dengan suatu tujuan dan karunia tertentu. Jadi kenapa justru kita tidak menghargai hidup dan memilih untuk memperjuangkan-nya ?