Reality show DPR dengan POLRI

Semalam (5/11), Komisi III DPR RI mengadakan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan pihak Polri terkait kasus dugaan kriminalisasi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). RDP yang berlangsung hingga lewat pukul 12 malam ini disiarkan secara live oleh dua stasiun swasta yakni TVOne dan MetroTV.
Ibarat menoton reality show, RDP ini disiarkan secara live dan hanya sesekali terpotong oleh iklan pendek. Ibarat sebuah sinetron berseri, RDP ini menarik untuk terus ditonton, karena rasa penasaran untuk mengetahui cara pandang Polri. Seperti diketahui semenjak menahan Bibit dan Chandra, Polri mendapat kecaman dari masyarakat. Kecaman makin menguat semenjak diputarnya rekaman penyadapan telepon Anggodo di Mahkamah Konstitusi.
Secara pribadi, saya kagum akan sikap Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri yang tetap tenang meski harus melayani pertanyaan dari komisi III dan menghadapi rasa grogi karena disiarkan ke seluruh masyarakat Indonesia. Jawaban yang dilontarkan dengan tenang dan menyakinkan, bahkan bagi orang awam (saya) kasus ini semakin membingungkan. Pertanyaan KPK vs Polri, siapa yang benar semakin mengusik untuk ditemukan jawaban.
Saya hanya orang biasa yang bekerja dan tinggal di negeri Indonesia, tak begitu paham dengan politik apalagi intrik. Saya akan sangat kecewa jika ternyata "reality show" yang ditanyangkan berjam-jam tersebut ternyata hanyalah sebuah sinetron yang telah memiliki skenario. Komisi III adalah bagian dari DPR; dewan terhormat yang terpilih langsung oleh rakyat. Dipilih bukan untuk berkuasa namun untuk mewakili suara rakyat. Demikian pula dengan Polri yang seharusnya menegakkan hukum dan bersifat "putih bersih" alias jujur,adil dan terpercaya.
Semoga perselisihan antara KPK dan Polri bisa segera terselesaikan dan tidak ada lagi reallity show berikutnya. Rasanya saat ini program termehek-mehek sudah cukup untuk menjadi reality show yang (cukup) membosankan.