Sony digugat Sony

Bagi para bloggers, sebaiknya lebih berhati-hati dalam memilih nama domain yang akan digunakan untuk sebuah blog atau situs. Karna salah-salah bisa-bisa anda dituntut pelanggaran hak kekayaan intelektual. Contoh paling gress adalah kasus yang menyangkut blogger Indonesia, Sony Arianto Kurniawan. Lantaran memiliki situs dengan embel-embel nama 'Sony', www.sony-ak.com, praktisi TI ini harus pasrah menerima somasi Sony Corp.

Padahal, Sony AK mengaku tidak memiliki niat jahat menggunakan nama domain yang diambil dari inisial namanya tersebut. Namun apa daya, sang raksasa elektronik asal Jepang memandang hal ini suatu pelanggaran.

Ancaman pun sudah dijatuhkan dan harus segera dijawab. Bila tak ada balasan 'memuaskan' yang diharapkan Sony Corp., Sony AK sepertinya harus siap-siap diseret ke meja hijau.

Praktisi hukum, Donny A. Sheyoputra mengatakan, kasus 'Sony versus Sony' ini merupakan contoh tepat dalam melihat bagaimana begitu pentingnya suatu icon, merek atau trademark bagi sebuah perusahaan global. Sehingga jika ada pihak lain yang memakainya tanpa izin, meski itu sifatnya tidak disengaja dan kesamaan namanya juga cuma menyerempet namun dianggap begitu krusial bagi perusahaan besar tersebut.

"Sesuatu yang tidak kita pahami adalah soal perdagangan bebas. Ribut-ribut soal hak merek, hak cipta itu merupakan konsekuensi dari perdagangan bebas," tandasnya.

Berikut adalah salinan balasan Sony AK kepada Sony Corp: Saya sudah menerima e-mail mengenai keberatan pengunaan nama domain sony-ak.com. Sebelumnya saya ingin menyampaikan beberapa poin mengenai domain tersebut.
  1. Domain sony-ak.com saya daftarkan karena berawal dari nama saya "sony" dari Sony nama depan saya, "-ak" merupakan singkatan dari nama belakang saya "Arianto Kurniawan".
  2. Domain tersebut sudah saya daftarkan sejak July 28, 2003 (www.whois.sc/sony-ak.com)
  3. Saya mengisi sony-ak.com dengan tulisan-tulisan saya pribadi, karena kompetensi saya di bidang IT dan saya hobby menulis, dan saya suka knowledge sharing maka saya menulis segala sesuatu mengenai IT pada domain tersebut.
  4. Situs sony-ak.com saya beri label Sony AK Knowledge Center karena sebagai media knowledge sharing saya pribadi dengan semua pembaca online di seluruh dunia
  5. Sony AK Knowledge Center mengandung kata SONY tapi Sony AK Knowledge Center bukanlah MEREK.
  6. Sony AK Knowledge Center tidak berbadan hukum dan saya juga tidak ada niat untuk membuat badan hukum atas label tersebut.
  7. Sony AK Knowledge Center juga bukan organisasi dan tidak mendapat profit apa-apa.
  8. Sony AK Knowledge Center juga tidak berhubungan dengan produk-produk "SONY Corporation" Jepang, walaupun di surat Anda menyebutkan bahwa usaha kelas 41 (seputar pendidikan) mungkin bersinggungan dengan konten kita, tapi saya dari dalam hati tidak ada niat sedikitpun untuk sengaja "mendompleng" nama SONY Corporation.
  9. Saya juga tidak ada niat untuk membuat bingung para audience dengan menanggapi
  10. Saya tidak melakukan promosi apapun sejak situs ini berdiri tahun 2003, paling-paling semua berawal dari internet dan masuk search engine.
Demikian beberapa poin yang ingin saya sampaikan mengenai latar belakang domain sony-ak.com yang saya gunakan. Intinya saya mau membuka diskusi mengenai penyelesaian masalah ini.
Setelah itu, ujar Sony AK, dirinya juga telah melakukan kontak dengan perwakilan Sony Corp dalam kasus ini, yaitu dari Kantor Hukum Hadiputranto, Hadinoto & Patners. Namun Sony AK merasa kedua pihak tidak menemukan jalan keluar.

Baik Sony Corp maupun Sony AK, tuturnya, sama-sama ingin mempertahankan posisinya. Sony AK ingin mempertahankan penggunaan domain Sony-AK.com, sedangkan pihak Sony Corp ingin penggunaan domain itu dihentikan.

Repotnya, bagaimana dengan Sony-Sony lain yang juga memiliki blog dengan nama Sony? Pasti di negara ini ada banyak nama Sony. Coba hitung berapa 'keuntungan' yang akan diperoleh jika semuanya dituntut dan diminta ganti rugi? Ehem....

Dukungan masyarakat untuk Sony AK pun muncul di Facebook. Grup 'Sony, Jangan Renggut Nama Temanku!' di Facebook dalam sekejap berhasil menampung 1.000 anggota. Padahal pada Jumat (12/3/2010) pagi, grup yang digagas Suwandi Ahmad ini baru beranggotakan segelintir Facebooker.