A Young Indonesia has made Arafura Games Football history with a goal from the opening kick of.
Itulah lead dalam laporan utama Arafura Games di Harian Northern Territory News dan The Arafuran Daily, edisi Rabu ( 13/5). Secara senada kedua harian berpengaruh itu menurunkan laporan perihal gol mega sejarah yang dicetak oleh elkapiten Hendrayani, ketika mencetak gol tercepat ke gawang pasukan tuan rumah Northern Territory U-16, dalam lajutan laga cabang sepakbola di TIO Stadium, Selasa (12/5). Seorang petugas di Media Centre Arafura Games secara khusus memberi tahu kepada semua wartawan tentang gol paling fenomenal itu.
Jika dilihat lebih jeli, gol itu tercipta tidak sampai pada detik ketiga, namun hanya dua detik saja, sejenak peluit kick off wasit Mc Rachard dibunyikan. Ya itulah gol mega sejarah selama Arafura Games berlangsung sejak tahun 1991. Bahkan panitia mengklaim gol itu sebagai yang tercepat di dunia, ketika masih dalam hitungan detik laga dipentaskan. Karena itu pula, pihak panitia Arafura Games melalui panitia Cabang Olahraga telah menghubungi Manajer Sepakbola Aceh, Mahdi Olo untuk membubuhkan tekenan sebagai saksi atas gol mega sejarah itu.
The 18 years old Yani was the only person who didn’t seem surprised, demikian NT Nesw, dalam bagian lain laporannya. Pihak panitia telah memastikan akan membuat sebuah plakat yang akan dipermanenkan di pintu masuk TIO Stadium, sebagai bukti sejarah itu. Dengan kata lain Hendrayani masuk sebagai hall of fame di Darwin City. Saat ini proses administrasi untuk sedang terus berlangsung, termasuk tekenan dari manajer tim Aceh. Dengan kata lian, nama Hendrayani menjadi satu-satunya pemain Indonesia yang akan tercantum secara abadi di TIO Stadium.
Lalu bagaimana proses gol spektakuler itu? Saat itu, wasit Mc Richard berdiri di sisi kanan kotak tengah. Dua pemain Aceh berada di sisi bola-sesuai dengan undian tengah lapangan. Hafli dan Abdurahman Eto’o berada di kotak kick off. Sejenak peluit dilengkingkan Mc Richard, Hafli menyodorkan bola kepada Abdurrhaman, bola dihentikan oleh Abdurrahman, lalu Hendrayani melesat ke sisi Abdurahman dan melakukan tendangan bola yang masih di bawah kaki Striker Aceh itu.
Bola melambung jauh dari tengah lapangan, melengkung dan langsung menusuk tipis di bawah mistral tengah gawang NT U-16. Semua bagai tak percaya, ketika jaring tuan rumah koyak. Wasit masih belum berlari, kiper NT U-16 masih belum siap dengan posisi sedikit mendekati garis akhir kotak enambelas. Gol, teriak para suporter Aceh, sedangkan pasukan tuan rumah bagai tak percaya.
Dan sensasi sejarah pun tercipta di TIO Stadium, saat laga belum sampai tiga detik dipentaskan. “Saya melakukan tendangan jarak jauh itu ketika melihat kiper lawan terlalu di depan. Alhamdulillah, skenario saya sukses. Dan kamipun mencetak sejarah,” kata Hendrayani, kemarin. Hendrayani adalah anak kedua dari tiga bersaudara, buah hati pasangan Asnami (ayah) dan Elifarida (ibu). Lelaki belia itu mulai aktif bermain bola sejak kelas 1 SMP Susoh, Abdya, dan terus berlanjut hingga SMA 1 Susoh Abdya.
Sebagai sosok pemain ia terhitung punya jam terbang lumayan, walaupun untuk kelas luar negeri, ia baru menjajal Arafura Games ke-10. Sebelumnya ia telah tampil di bebrbagai kota di Indonesia sebagai bagian dari skuad Piala Suratin. Kemudian ia juga menjadi line up utama untuk skuad bola Popwil Aceh serta tim PPLP Aceh yang berlaga di Batam dan Ambon. “Saya bercita-cita untuk intens di cabang sepakbola. Jika memang memungkinkan saya ingin menjadi bagian dari riuh gemuruh altar sepakbola Liga Indonesia, ujar Hendrayani yang terhitung kampiun melakoni peran play maker sekaligus penjaga ritme permainan tim.
Saat ini beberapa bonden di Aceh sedang melirik potensi anak Desa Pawoh Susoh itu. Antara lain tim Divisi III Persija Aceh Jaya. Namun, pelatih tim Aceh di Arafura Games, Ghana telah punya agenda untuk Hendrayani, yakni akan diikutsertkan sebagai salah seorang anggota tim Divisi I PSLS. “Ia punya bakat, skill serta watak dan pengalaman jam terbang yang cukup. Kita coba tawarkan ia untuk PSLS, jika memang cocok kenapa tidak,” kata Ghana, entrenador skuad sepakbola Aceh. Kita berharap Yani akan terus berkembang. Ia kini adalah seorang bintang masa depan yang sedang bersinar, untuk mencari jalur masa depan yang lebih cerah. Ya, Hendrayani history of Arafura.
sumber : kaskusnews.us