10 alasan yang menyebabkan bayi menangis

Bayi terkadang bisa menangis tanpa henti yang membuat orangtua menjadi panik dan khawatir. Normalkah bayi yang menangis tanpa henti?

Jika bayi sudah diperiksa oleh dokter dan dinyatakan sehat, maka bayi yang sering menangis masih masuk ke dalam tahap normal.

Ada kecenderungan bayi akan memiliki tangisan yang berbeda jika sedang sakit atau merasa lapar, karena itu orangtua juga harus menggunakan nalurinya untuk menentukan apakah bayi harus diperiksa ke dokter atau tidak.

Dari sebuah penelitian menunjukkan bahwa menangis mengikuti pola perkembangan si bayi yang dikenal dengan kurva menangis (crying curve), yang terjadi selama beberapa bulan pertama kehidupan (dikutip dari Babycenter).

Biasanya bayi akan lebih sering menangis pada usia 2-3 minggu dan mencapai puncaknya saat usia 6-8 minggu. Kemudian setelah itu akan mulai menurun dan mencapai level terendahnya saat berusia 4 bulan.

Terkadang bayi lebih sering menangis pada sore menjelang malam hari. Hal ini dikarenakan pada saat itu bayi harus melepaskan ketegangannya setelah melewati hari yang panjang.

Bayi juga rentan mengalami kolik yang didefinisikan sebagai tangisan bayi yang tak terkendali. Ada beberapa hal yang bisa menjadi pertimbangan bahwa bayi kemungkinan mengalami kolik, yaitu bayi berusia kurang dari lima bulan, menangis selama lebih dari 3 jam dan berturut-turut selama tiga hari atau hingga mencapai seminggu.

Jika bayi menangis tanpa alasan yang jelas dan sulit untuk ditenangkan, sebaiknya orangtua tidak mengungkapkan rasa frustasinya dengan menggoyang-goyangkan bayinya. Karena jika terlalu keras menggoyang-goyangkan si bayi, bisa menyebabkan kerusakan otak dan dapat menyebabkan sindrom bayi terguncang (shaken baby syndrome).

Menangis merupakan cara bayi berkomunikasi dengan orang lain terutama orangtuanya, hal ini dikarenakan bayi belum bisa berkomunikasi dengan cara yang lain. Bagi pasangan yang baru menjadi orangtua, tentu sulit untuk menafsirkan apa arti dari tangisan bayinya.

Ada 10 alasan yang menyebabkan bayi menangis, yaitu:
1. Bayi merasa lapar
2. Popok yang digunakannya sudah penuh atau kotor, sehingga ia merasa tidak nyaman.
3. Bayi mengantuk dan membutuhkan tidur.
4. Bayi ingin digendong.
5. Mengalami masalah pada perut, seperti kolik atau perut kembung.
6. Lingkungan sekitarnya terlalu dingin atau panas.
7. Merasa sempit atau terlalu kecil, baik pakaian yang digunakan atau tempat tidurnya.
8. Bayi akan tumbuh gigi
9. Menginginkan lebih banyak stimulasi atau rangsangan.
10. Bayi merasa tidak enak badan atau tidak nyaman.


Orangtua sebaiknya tidak membiarkan bayi terus menangis karena jika bayi semakin keras menangis bisa menyebabkan reaksi hormonal berantai yang pada akhirnya dapat merangsang kelenjar adrenalin untuk melepaskan hormon stres.

Jika kejadian ini berlangsung terus menerus maka bisa menghasilkan banyak hormon stres yang dapat merusak otak bayi.