Bekerja untuk hidup atau hidup untuk bekerja ?

Hmm..Sebuah pertanyaan yang diajukan oleh seorang kawan terasa sulit untuk diberikan jawaban. Sebuah pertanyaan yang mirip dengan lebih dahulu ayam atau telur. Bagi orang biasa seperti saya pertanyaan itu mempunyai dua taksiran yaitu bekerja untuk menjalankan hidup. Artinya ada semacam motivasi yang bisa terpenuhi hanya dengan bekerja. Seperti mendapatkan uang dari bekerja untuk membeli sembako. Ada unsur keterpaksaan, singkatnya "klo ngak kerja, ngak hidup". Sedang pilihan kedua yaitu menjalankan kehidupan dengan suatu pekerjaan. Artinya pekerjaan bukan sebuah keterpaksaan melainkan sesuatu yang sudah selayaknya ada dalam sebuah kehidupan. Jadi pekerjaan untuk dinikmati.

Entah benar atau tidak pemahaman saya, maklum saya tidaklah sepintar koruptor yang bisa menipu banyak orang. Yang jelas saya juga sulit menjawab pertanyaan kawan saya secara pasti. Maklum, saya juga mengalami dua paradoks itu : bekerja untuk hidup dan juga untuk dinikmati! Sungguh terdengar plin-plan dan ambil jalan tengah. Tidak apalah, yang pasti teman saya juga bingung untuk menjawab apa! Hehe..

Menjalankan rutinitas pekerjaan setiap hari pasti bisa menimbulkan kebosanan. Bahkan ketika saya masih di Jakarta ada istilah pergi petang pulang petang. Artinya pergi di pagi hari saat matahari belum terik, kemudian pulang saat matahari sudah tengelam (malam). Dan ternyata kebosanan itu juga ada saat saya berwirausaha sekarang. Bagaimana bosannya menjual yang itu-itu, menghadapi pembeli yang seperti itu-itu saja dan suasana sekitar yang itu-itu juga. Itu lagi,,itu lagi. Hehe...

Bosan dalam sebuah pekerjaan seperti sebuah sisi gelap yang melengkapi sisi terang. Ibarat sebuah mata koin yang hanya berharga jika memiliki kedua sisi. Jadi kebosanan tidak bisa dihilangkan namun bisa diatasi. Cara yang saya lakukan adalah menambahkan hiburan musik. Ya, daripada mendengar suara sumbang pembeli, lebih baik mendengarkan suara merdu Syahrini donk ! Belum cukup mengusir bosan, saya jual barang dengan tampilan yang bervariasi. Minggu ini yang itu, minggu besoknya yang ono. Hehe..Seperti itulah cara yang saya lakukan. Dan cukup berhasil pada awalnya. Lho? Bagaimana selanjutnya ?

Sabar bro...Begini,semua itu adalah faktor luar yang hanya berpengaruh terhadap apa yang kita lihat dan kita dengar. Sedangkan yang kita rasakan dan pikirkan belum tentu sama. Nah, karena itu saya memacunya dengan sebuah motivasi. Karena saya sudah berkeluarga dan memiliki anak yang imut klumut kayak marmut..hehe..maka saya menjadikannya sebagai sebuah penyemangat. Saat merasa bosan, dengan melihat mereka, saya kembali bersemangat untuk bekerja dan beraktivitas kembali. Mungkin terdengar klise, tapi saya tidak berlebih. Memang itu yang saya alami. Dan mungkin banyak kawan yang merasakan hal yang sama.

Setiap pribadi pasti memiliki alasan dan motivasi tersendiri. Apapun itu, selama memberikan pengaruh positif terhadap semangat bekerja, amatlah layak untuk dipertahankan. Memang mungkin hidup tidak terasa adil, karena ada orang yang tidak perlu bersusah payah, namun menikmati hidup bergelimang harta. Namun, itulah sebuah misteri hidup dari Tuhan yang tidak terpecahkan dengan otak kita yang kecil ini. Jadi tidak perlulah memusingkan hal yang diluar kuasa kita, namun pikirkanlan dan nikmatilah hidup yang kita jalani!