" tugu lambang belitang sebagai kota terpadu mandiri "
Belitang ( bukan belitong ) adalah sebuah kecamatan yang terletak di kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, provinsi Sumatera Selatan. Sekitar 3-4 jam dari kota Palembang . Kecamatan Belitang beribu kota di Gumawang. Pada awalnya Belitang termasuk dalam wilayah Kabupaten OKU, namun semenjak adanya pemekaran wilayah, Belitang masuk ke wilayah OKU Timur pada tanggal
18 Desember 2003.
Belitang di lalui oleh saluran irigasi buatan yang terbagi dalam beberapa bendungan. Oleh penduduk Belitang, bendungan tersebut diberi nama Bendungan Ilir ( BK ). Sebutan yang kemudian digunakan juga untuk memberi nama daerah - daerah yang dibagi bendungan tersebut.
Tak ada keterangan yang jelas dan resmi, mengapa daerah ini dinamakan Belitang. Konon, pada masa lampau, Belitang banyak pohon dan akar pohon yang membelit - melintang. Kata "belit -melintang" ini yang kemudian digunakan untuk menamakan daerah Belitang.
Pada masa orde baru, Belitang terkenal sebagai penghasil padi. Ribuan hektar dari wilayah Belitang ditanami padi. Belitang pun menjadi penyangga stok beras provinsi Sumatera Selatan. Beberapa pejabat teras negeri ini pernah mampir ke Belitang. Dari Pak Harmoko sampai dengan mantan presiden RI, Alm. Suharto. Hal ini sempat berlanjut di masa reformasi, ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sempat mampir dan sholah bersama di Masjid Gumawang.
Kemajuan pertanian di Belitang didukung dengan adanya saluran irigasi yang sudah ada sejak jaman kolonial Belanda. Saluran irigasi ini berasal dari sungai komering, salah satu sungai terbesar di provinsi Sumatera Selatan. Dengan fasilitas pertanian yang memadai dan daerah yang luas, wajar jika Belitang menjadi daerah tujuan transmigrasi.
Atas prestasi kemajuan yang dicapai, pada tanggal 17 Januari 2007, menteri tenaga kerja dan transmigrasi yang diwakili oleh Dirjen P2MK, meresmikan Belitang sebagai Kota Terpadu Mandiri (KTM). Belitang dinilai layak untuk menjadi KTM, karena telah memiliki sarana dan prasarana yang memadai. Daerah ini telah dilengkapi dengan pasar yang lengkap, bank ( BRI, Bank Sumsel dan Bank Danamon ), rumah sakit (RSU dan RS. Charitas), sekolah yang memadai, angkutan umum ke kota - kota besar (Palembang, Lampung, Jakarta, Jogya, Solo, dll), telekomunikasi yang memadai, dsb.
Kini Belitang tak hanya mengandalkan padi sebagai sumber pokok, tercatat karet sebagai komoditas yang mulai menyaingi "popularitas" padi. Harga karet yang melambung tinggi di tahun 2008 menjadikan petani karet makin makmur. Akhasil, ini membawa perubahan bagi kemajuan Belitang. Kegiatan ekonomi makin mengeliat. Jangan heran jika melihat HP nokia N 73 atau HP mahal lainnya bukan barang langka di Belitang. Bahkan kendaraan yang "bertebaran" makin "wah". Avanza, inova, avp, nissan, bukanlah mobil langka di Belitang. Meskipun sempat terkena dampak krisis global, harga karet yang turun, saya tetap optimis akan kemajuan Belitang. Bukan dari ekonomi saja, namun juga dari pendidikan. Patokannya, banyak putra - putri Belitang yang menimba ilmu di "luar" dan kemudian kembali ke Belitang dengan segudang ilmu.
Sebagai putra aseli Belitang, saya bangga akan kemajuan Belitang, kemajuan yang saya harapkan sejak saya kecil. Tetaplah maju Belitang, Bravo Belitang...
" hamparan hijau padi yang luas. Sejuk dan nyaman. Jauh dari hiruk pikuknya Jakarta "
informasi tentang Belitang juga ada di :