Ebook adalah sebuah buku yang dibuat, dicetak secara "elektronik" dan diedarkan dalam bentuk "elekronik" pula. Nah, kalau sampah, rekan-rekan pasti tahu artinya. Sampah berarti benda yang sudah tidak terpakai atau bisa juga diartikan sebagai benda yang tidak berarti.
Kenapa sebuah ebook bisa digabungkan dengan sampah ?
Ebook ini secara tak sengaja saya temukan saat saya sedang googling. Saya sebenarnya ingin mencari ebook yang berkaitan dengan lingkungan. Saat saya ketik "ebook sampah" yang muncul di urutan teratas dari om google justru ebook sampah karya beberapa master online lokal. Ebook ini berisi tentang parodi atas tawaran bombastis dari sebuah bisnis online.
Masih ingat akan tawaran bombastis dari sebuah iklan ; "Anda beli = (pasti) anda sukses" ?
Iklan-iklan tersebut memang "merajai" dunia per-online-nan. Iklan yang ditawarkan begitu menarik dan mengoda. Cara yang mudah untuk kaya. Bahkan kadang si - akal sehat harus mengalah untuk si - mimpi. Penawaran yang sangat-sangat menarik ditambah (biasanya) bukti keberhasilan bisnis online tersebut. Print buku rekening berlembar-lembar, bukti cek, dan lain sebagainya. Sampai ucapan testimonial yang membuktikan kebenaran bisnis online tersebut.
Wajar jika akhirnya banyak orang tergiur dan memutuskan untuk membeli ebook yang (katanya) berisi seribu rahasia kesuksesan dengan cara (sangat) mudah = "duduk-diam-datang duit."
sang korban
Saya bukan orang yang sempurna, saya juga pernah menjadi "korban" bisnis online seperti ini. Awalnya hanya tertarik, tergiur, terbayang, tergoda dan akhirnya terbelilah ebook tersebut. Pengetahuan yang kurang tentang bisnis online yang baik dan benar, membuat saya getol mengkampayekan bisnis tersebut. Bahkan semua langkah di ebook (sampah) telah tersebut saya ikuti. Hasilnya ? ? ?
Jika saya memiliki sebuah kendaraan mewah..
Jika saya memiliki tabungan ratusan juta...
Jika saya beli bla..bla...bla..bla...
Harapan tetap harapan dan mimpi pun belum bangun dari kenyataan.
Menyesal dan kecewa pasti ada. Namun dari sini, saya mulai menyadari akan sebuah "perjuangan." Istilah kerennya "no free lunch" = tidak ada makan siang gratis ! Kalau sarapan, gratis ngak ? Nah loh.
Salah siapa ?
Kalau begitu siapa yang bersalah ? Si pembuat ebook atau si pembeli ? Lo kok pembeli ikut salah ? Lah iya (masak lah i-donk), karena ada pembeli maka bisnis online ini tetap ada. "Ada asap, ada api." Tapi kalau si pembuat ebook tidak membuat ebook sampah, maka pembeli pun tidak ada. Pertanyaan yang sama susahnya menjawab pertanyaan "telor sama ayam, duluan mana?"
Mungkin tidak ada yang harus disalahkan, mungkin yang diperlukan hanya kesadaran. Bagi si pembeli; sadar bahwa tak ada bisnis (bisnis online ataupun offline) yang mudah dan dalam sekejap mata menghasilkan pengasilan yang melimpah ruah. Bagi si pembuat ebook sampah; sadar akan nasib banyak orang - mimpi bukan untuk dijual - dan juga kelangsungan bisnis online di masa depan.
Saya masih seorang pemula, saya masih belajar dan bukan maksud saya untuk memojokkan, menghina ataupun merendahkan pihak lain. Namun saya mencoba untuk membagikan apa yang saya pikirkan dan rasakan. Harapannya semoga "dunia online" terus maju tanpa mengabaikan dan merusak si nurani dan si impian. Semoga.
Info lengkap tentang ebook sampah ditemukan di :