Jembatan Ampera

Jembatan Ampera terletak di tengah kota Palembang, Sumatera Selatan. Jembatan yang menghubungkan daerah Seberang Ulu dan Seberang Ilir yang dipisahkan oleh Sungai Musi. Dalam perkembangannya, Jembatan Ampera telah menjadi ikon bagi kota Palembang.

Jembatan Ampera dibangun mulai dibangun pada bulan April 1962 atas persetujuan dari Presiden RI saat itu; Bung Karno. Pembangunan jembatan merupakan wujud nyata upaya Bung Karno untuk memenuhi keinginan warga Palembang (Sumatera Selatan). Tak heran setelah jembatan selesai dibangun, jembatan ini diberi nama Jembatan Bung Karno. Semenjak terjadi gejolak politik di tahun 1965 dan muncul anti Soekarno, maka nama jembatan ini dirubah menjadi Jembatan Ampera (Amanat Penderitaan Rakyat). Wacana untuk mengembalikan nama kembali ke Bung Karno sempat muncul di tahun 2002, namun kurang mendapat dukungan dari pemerintah dan warga Palembang.

Biaya pembangunan jembatan ini berasal dari hasil rampasan perang Jepang. Tak hanya biaya, tenaga ahli yang digunakan juga berasal dari Jepang. Jembatan Ampera memiliki panjang 1.117 m dengan lebar 22 m. Pada era 60-an, Jembatan Ampera adalah jembatan terpanjang di Asia Tenggara.

Keistimewaan dari Jembatan Ampera adalah bagian tengahnya dapat terangkat apabila ada kapal yang melintas. Bagian tengah jembatan dapat diangkat dengan peralatan mekanis, dua bandul pemberat dengan berat masing-masing sekitar 500 ton di dua menaranya. Kecepatan pengangkatan sekitar 10 meter per menit, dengan total waktu yang diperlukan untuk mengangkat penuh jembatan adalah 30 menit.

Pengangkatan bagian tengah jembatan secara maksimum, dapat dilewati kapal dengan tinggi maksimum 44,50 meter dan lebar 60 m. Apabila bagian tengah jembatan tidak diangkat, maka hanya bisa dilewati oleh kapal dengan tinggi maksimum 9 meter dari permukaan air sungai.

Aktivitas pengangkatan bagian tengah jembatan tidak dilakukan lagi sejak tahun 1970, dikarenakan dianggap menggangu arus lalu lintas di atas jembatan.

Pada tahun 1990, kedua bandul pemberat di menara jembatan, diturunkan untuk menghindari jatuhnya kedua bandul pemberat ini.

Meski tidak dapat lagi diangkat bagian tengah jembatan, tidak mengurangi makna jembatan ini. Bagi warga Palembang, Jembatan Ampera adalah kebanggaan. Bahkan pemerintah Palembang menjadikan Jembatan Ampera sebagai salah satu tujuan wisata di kota tersebut.