1 (satu) minggu setelah bom Ritz-Marriott

Satu minggu telah berlalu setelah bom meledak di Hotel Ritz Carlton dan Hotel JW Marriott. Kedua pelaku bom bunuh diri pun mulai terkuak identitasnya, polisi pun terus memburu dalang peledakan bom. Diyakini kejadian bom tersebut terkait dengan jaringan Nordin M. Top, Terorism No. 1 yang selama ini menjadi buronan di negeri ini.
Sejumlah anak bangsa pun memperingati seminggu tragedi peristiwa itu. Acara ini digelar pada, Jumat (24/7/2009) pukul 20.00 WIB, di Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat. Semula acara ini bertempat di mega-kuningan, namun karena aktivitas telah kembali normal, maka acara tersebut dipindahkan ke Tugu Proklamasi.
Sementara itu, di Hotel Ritz maupun Marriott terus berbenah memperbaiki diri. Para pekerja terlihat membersihkan dan memperbaiki kerusakan akibat bom yang meledak.
Ekonomi Indonesia yang dikawatirkan terperosok ternyata telah teruji dan tetap kokoh. Terbukti dari nilai tukar rupiah yang terus menguat terhadap dollar Amerika. Pada perdagangan Jumat (24/7/2009), rupiah ditutup menguat ke 9.995 per dolar AS, dibandingkan penutupan sebelumnya di level 10.065 per dolar AS.
Penguatan rupiah ini didorong oleh sentimen positif dari penguatan pasar saham. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini tercatat menguat hingga ke titik tertingginya sejak Agustus 2008. Pada perdagangan Jumat (24/7/2009), IHSG ditutup menguat hingga 24,937 poin (1,15%) ke level 2.185,654. Bahkan IHSG sempat berada di posisi tertingginya 2.199,224.

Beberapa anak bangsa pun mengagas jaringan komunikasi dalam Indonesia Unite, yang sempat menembus 3 besar di twitter. Indonesia Unite adalah komunitas yang mempersatukan anak bangsa dalam menghadapi teror bom di Indonesia.
Indonesia semenjak bom Bali I di tahun 2002 terus mendapat "cobaan" dari teroris. Semenjak 2002 hampir setiap tahun bom meledak di negeri ini. Takut pasti ada, namun ibarat ibu melahirkan; kelahiran kedua, ketiga dan seterusnya, tidaklah menakutkan ketika menghadapi kelahiran yang pertama.
Teroris akan tetap berusaha menebar teror di negeri ini. Namun, semakin sering mereka berusaha; SEMAKIN BERSATU INDONESIA MELAWAN TERORIS. Siapa bilang kami setuju teroris ? Sama seperti bangsa lain yang menjadi korban, bangsa kamipun juga merasakan kesedihan yang mendalam. Bahkan melebihi kesedihan bangsa lain, karena bom meledak di negara kelahiran dan tumpah darah kami.
Ada pertanyaan aneh, lucu tapi... yang sempat saya dengar di pojok kota Jakarta. Teror bom di Indonesia, Siapa yang Untung ?
Jawabnya pun beragam, dari si teroris sendiri sampai Malaysia. Lho Malaysia? Angapan ini muncul karena si gembong -- Noordin M. Top adalah warga negara Malaysia yang justru menebar teror di negeri ini. Alasan lain; dengan dibatalkan pertandingan Manchester United (MU) melawan Indonesia All Star maka MU memperpanjang kunjungan tur-nya di Malaysia dan menjalani pertandingan melawan tim Malaysia sebanyak 2 kali.
Alasan lain, soal ekonomi; nanti investor larinya ke Malaysia. Pariwisata; turis asing akan membatalkan kunjungan ke Indonesia dan berkunjung ke Malaysia. Sampai pendapat paling aneh; Noordin M. Top adalah intelejen Malaysia !
Yap, negara Indonesia adalah negara demokratis, bebas berpendapat dan mengutarakan pemikiran masing-masing. Mungkin, pendapat mereka ada yang salah, namun mungkin ada yang benar. Who's know ?
Seminggu telah berlalu dari bom yang meledak di kedua hotel tersebut. Kegiatan kemajuan bangsa ini harus terus berjalan. Tujuan teroris dimanapun adalah untuk menebarkan teror dan ketakutan. Jika kita takut dan larut dalam kesedihan, maka tujuan teroris akan tercapai. Jadi mari bangkit dan bersatu singkirkan teroris di negeri ini. Ya, siapa bilang kami takut. Teroris lah yang takut dan lari. Kami ? Kami tidak takut !