Kurang dari sepekan, kita akan memilih pemimpin tertinggi negeri ini. Yap, 8 Juli 2009 adalah hari untuk menentukan presiden dan wakil presiden bangsa ini. Berbagai program kampanye telah digelar oleh masing - masing tim sukses capres - cawapres. Komisi Pemilihan Umum (KPU) pun berusaha mendekatkan sang calon dengan rakyat. Digelarlah program debat antar capres dan debat antar cawapres. Program debat ini disiarkan secara bergantian oleh stasiun televisi nasional. Diharapkan dengan program debat ini, para capres dan cawapres bisa memaparkan visi dan misinya sehingga rakyat bisa menentukan pilihan yang sesuai.
Puas ? Pasti jawabanya beragam. Buat saya lebih "mantap" menyaksikan debat antar tim sukses daripada debat antar calon. Memang program ini dirasa kurang "greget" karena para calon terlihat kurang berani untuk mendebat pendapat lawannya. Meski, harus diakui bahwa program ini cukup memberikan gambaran tentang kepribadian, pengetahuan, wawasan dan kemampuan calon dalam menjadi pemimpin nantinya.
Mendekati hari - C (contreng), berbagai kampanye makin gencar di-kumandangkan. Dari stiker, spanduk, sampai iklan di televisi. Yang membuat saya cukup kaget, ternyata iklan kampanye ini menghiasi layar bioskop kesayangan saya. Jadi sebelum nonton film favorit, tonton iklan kampanye dulu. Bukan saya tidak menghargai kampanye tersebut, namun sepertinya kampanye yang ada sudah cukup untuk mengenal sang calon. Apalagi calon presiden dan wakil presiden kali ini sudah memiliki popularitas lebih baik dibanding calon di pemilu 2004. Siapa yang tidak kenal SBY , JK dan Megawati ? Kenalkah anda dengan Boediono, Wiranto dan Prabowo ? Pasti kenal. Karena nama mereka telah lama menghiasi kepemimpinan bangsa ini.
Sayangnya kampanye yang beredar kadang tak semua bernilai positif. Black campain; alias kampanye gelap yang menjelekan lawan tanpa didasari fakta dan data yang jelas. Bahkan ada salah satu pasangan yang menyingung tentang keberadaan agama tertentu. Bukankan pemilu bernilai demokratis ? Bangsa ini terdiri dari banyak suku dan agama yang harus saling melengkapi. Ibarat sebuah kata "INDONESIA." Kehilangan 1 huruf, maka kata tersebut tidak bermakna lagi. Coba jika huruf "A" tidak ada, maka dibaca "INDONESI." Ah, jelek banget khan ?
Soal visi dan misi calon memang kerap di nomor - sekian khan. Ada, namun terkadang masih berupa bayangan atau not real. Yang jelas nama rakyat selalu jadi pamungkas. Dekat dengan rakyat -lah, membela rakyat - lah, pro rakyat - lah dan rakyat - rakyat yang lain. Sampai ada yang namanya kontrak politik. Sorry, tapi yang namanya kontrak toh bisa dilanggar juga khan ?
Yang menarik dari debat capres putaran terakhir kemarin adalah pertanyaan terakhir dari moderator yang menanyakan jika sang capres tidak terpilih. Jawabannya beragam. Megawati akan tetap berjuang membela kepentingan bangsa. SBY akan langsung memberikan ucapan selamat dan mendukung pemerintahan yang baru siapapun itu. Sedang JK akan pulang ke kampungnya untuk mengelola masjid sambil berterima kasih kepada bangsa ini. Dari jawaban masing - masing calon tersebut, bagi saya telah mengambarkan kepribadian beliau. Terlihat pula khan mana yang paling berambisi memimpin bangsa ini.
Ambisi memang kadang melupakan persahabatan yang telah lama terjalin. Lihat bagaimana mesranya hubungan SBY dan JK dahulu. Kini mereka bersaing dalam pemilu 2009 dengan dukungan partai masing - masing. Saya ada sedikit kekawatiran jika nantinya presiden dan wakil presiden yang memimpin bangsa ini akan meliki cerita yang sama. Seperti de javu. Karena selain Boediono, calon wakil presiden yang lain adalah ketua umum dari partai politik sama seperti calon presiden. Prabowo adalah ketua umum partai Gerindra sama dengan Megawati, sebagai ketua umum PDIP. Wiranto adalah ketua umum partai Hanura, sedang JK adalah ketua umum partai Golkar. Nah, apakah ada jaminan jika nantinya setelah terpilih -- ternyata dalam kepemimpinanya kedua orang ini justru berebut simpati agar terpilih di pemilu berikutnya. Khan repot.
Repot pasti-lah. Menentukan pemimpin bangsa ini memang tidak semudah membalikan telapak tangan. Namun bagi kepentingan bangsa, negara dan kita sendiri -- rasanya hal tersebut bisa dilalui. Nah, sudahkah anda menentukan pilihan anda ? 1, 2 atau 3 ? Ah, itu rahasia kita masing - masing. Siapapun yang nantinya memimpin bangsa ini, layak untuk mendapat dukungan. Mari kita wujudkan pemilu yang langsung, umum, bebas dan rahasia. Tapi, ingat....peace..