Pada hari selasa, 17 November lalu tim nasional Indonesia U-19 berhasil mengalahkan tim nasional Hongkong U-19 dengan skor 4-1 untuk kemenangan Indonesia. Meski berhasil mengalahkan Hongkong, namun Indonesia hanya menempati posisi tiga sehingga tidak lolos ke Piala Asia U-19. Berbeda dengan opini terhadap timnas senior, masyarakat Indonesia cenderung bisa menerima hasil timnas U-19. Karena meski gagal lolos, timnas U-19 menampilkan permainan atraktif dan menghibur. Apalagi gol keempat yang diciptakan oleh Abdul Rahman Lestaluhu benar-benar gol berkelas. Berikut gol kedua dari Abdul Rahman Lestaluhu atau gol ke empat dari timnas U-19 :
Melihat aksi Abdul Rahman Lestaluhu cs benar-benar memberikan hiburan atas hasil buruk yang diperoleh oleh "kakak-kakak" seniornya. Hasil seri timnas senior dengan Kuwait di Jakarta akibat kesalahan yang tidak perlu, benar-benar menyesakkan. Belum lagi permainan U-23 yang kalah dari Malaysia saat uji coba.
Sudah lama kita mendambakan timnas yang berprestasi. Jika melihat aksi Abdul Rahman Lestaluhu, maka sekilas kita diingatkan oleh gol Kurniawan saat tim primavera di Italia. Saat itu gol Kurniawan dari lapangan tengah sering ditayangkan di TVRI dengan tag line: "inilah gol anak bangsa". Saat itu harapan besar pun dibebankan ke tim primavera yang berlatih di Italia. Hasilnya; tetap sebatas harapan. Kurniawan memang menjadi pemain hebat Indonesia, namun prestasi untuk Indonesia tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Nah, kali ini nasib serupa tapi tak sama terulang kembali. Seperti "de javu" timnas U-19 memiliki permainan ciamik dan skill yang memadai. Apalagi mereka juga berguru ke luar negeri, bukan Itali tapi Uruguay. Harapan pun kembali muncul. Keinginan untuk melihat timnas beprestasi kembali ada.
Penampilan timnas U-19 memberikan harapan, namun sebaiknya PSSI sebagai induk sepak bola di negeri ini juga belajar dari kegagalan masa lalu. Prestasi tidak hanya diperoleh dengan cara instan. Semua pasti membutuhkan proses. Dengan pembinaan yang berlanjutan dan penanganan yang profesional, timnas U-19 bukan tak mungkin akan menjadi andalan kita di masa depan nanti. Semoga !
Melihat aksi Abdul Rahman Lestaluhu cs benar-benar memberikan hiburan atas hasil buruk yang diperoleh oleh "kakak-kakak" seniornya. Hasil seri timnas senior dengan Kuwait di Jakarta akibat kesalahan yang tidak perlu, benar-benar menyesakkan. Belum lagi permainan U-23 yang kalah dari Malaysia saat uji coba.
Sudah lama kita mendambakan timnas yang berprestasi. Jika melihat aksi Abdul Rahman Lestaluhu, maka sekilas kita diingatkan oleh gol Kurniawan saat tim primavera di Italia. Saat itu gol Kurniawan dari lapangan tengah sering ditayangkan di TVRI dengan tag line: "inilah gol anak bangsa". Saat itu harapan besar pun dibebankan ke tim primavera yang berlatih di Italia. Hasilnya; tetap sebatas harapan. Kurniawan memang menjadi pemain hebat Indonesia, namun prestasi untuk Indonesia tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Nah, kali ini nasib serupa tapi tak sama terulang kembali. Seperti "de javu" timnas U-19 memiliki permainan ciamik dan skill yang memadai. Apalagi mereka juga berguru ke luar negeri, bukan Itali tapi Uruguay. Harapan pun kembali muncul. Keinginan untuk melihat timnas beprestasi kembali ada.
Penampilan timnas U-19 memberikan harapan, namun sebaiknya PSSI sebagai induk sepak bola di negeri ini juga belajar dari kegagalan masa lalu. Prestasi tidak hanya diperoleh dengan cara instan. Semua pasti membutuhkan proses. Dengan pembinaan yang berlanjutan dan penanganan yang profesional, timnas U-19 bukan tak mungkin akan menjadi andalan kita di masa depan nanti. Semoga !