Secangkir teh di malam hari

Hmm..tak ada kata yang tepat untuk menuliskan judul tulisan saya kali ini. Mungkinkah mirip dengan coffe break? Yang jelas tulisan ini saya buat di malam hari sebari menikmati teh panas untuk mengusir rasa dingin. Memang cuaca kali ini sudah bisa dikategorikan kemarau, namun udara dingin di malam hari juga tak kalah "menyudul".

Jika anda tak mau membuang banyak waktu mungkin posting kali ini bisa dilewatkan, kali ini saya hanya ingin menulis dan entahlah...mungkin membagi pemikiran saya. Setuju atau tidak bukanlah soal. Seserius itukah ? Tidak juga, saya sendiri juga bingung...hehe...

Pernahkah teman menganggap remeh sesuatu dan menganggap hal itu bukanlah penting? Maksud saya seperti ini, kita biasa tinggal dan berteman dengan seseorang. Karena terlalu percaya diri, kita merendahkan orang itu dan kemudian melupakan jasa yang telah dilakukan untuk kita. Saya tidak bisa menjamin, tapi (mungkin) kebanyakan dari kita pernah mengalami hal itu. Entah sebagai yang melupakan atau yang terlupakan.

Mungkin itu yang terjadi dengan saya kali ini, entah pastinya. Kali ini saya benar-benar dipusingkan dengan ketiadaan seseorang yang membantu (baca:karyawan) dalam bisnis offline. Mungkin agak berlebihan, namun saya mengumpamakan ibarat sebuah gitar yang kehilangan seutai senar. Pasti terdengar tidak pas dan terasa menganjal hati.

Seorang karyawan yang biasa ada dan menjadi solusi disaat ada masalah, kini sudah tidak ada. Bukan bermaksud untuk mengeluh, namun saya mencoba menyadari arti pentingnya se-seorang yang bisa membantu kita. Mungkin itulah sifat dasar manusia, yang selalu membutuhkan orang lain untuk bertahan hidup. Sayangnya saya baru menyadari setelah semua terlewatkan. Kenapa penyesalan muncul di belakang yah...?

Manfaatkan momentum

Untuk mengusir rasa kantuk saya mendengarkan lagu-lagu beat dan salah satunya adalah lagu terbaru dari Project Pop yakni " Boyband (cekat-cekot)". Hehe..lucu dan menarik mendengarkan tiap lirik yang dinyanyikan :

"Dari dulu udah ngeband
Tapi tidak pernah bisa jadi beken
Padahal gayanya udah cukup keren
Tapi kata orang kita ini cemen

Tiba-tiba ada grup yang baru muncul
Anak baru kok bisa langsung menyusul
Laki-laki gak pake band tapi gayanya cool
Lagunya ngehits langsung saja menyundul

Ooo i wanna be boyband
Boyband, i wanna be boyband

Kepalaku cekat-cekot cekat-cekot kot
Rasanya pusing kayak kejedot-jedot dot
Iri hati melihat yang kiyut-kiyut yut
Aku pikir aku sudah cukup imut mut"


Sesaat saya sempat terpikir, "ah, ini paling karena Project Pop ngiri sama boyband yang bikin cenat-cenut itu, trus nyindir". Tapi, ketika mendengar lirik berikut saya berubah pikiran :

"Aku pikir semua orang bisa jadi boyband
Asal kita punya mimpi punya cita-cita
Yang penting kita semua rajin berusaha
O M G i wanna be boyband"

OMG, Project Pop bukan iri ! Sepertinya mereka hanya ingin (sedikit) menyindir dan kemudian mengingatkan orang bahwa semua juga bisa kalau mau rajin berusaha.

Klise rasanya, namun ternyata memang itulah yang perlu dilakukan. Rajin berusaha. Pasti ada sebuah rintangan dan tikungan yang harus dilalui, tapi bukankah hidup memang seperti itu. Ah, saya bukan seorang jenius atau seorang politikus yang sok suci namun koruptor, tapi tak cukup sulit untuk menyimpulkan "the show must go on".

Tak terasa lagu "boyband (cekat-cekok)" sudah selesai dan program winamp di laptop saya pun secara otomatis melanjutkan ke lagu selanjutkanya : "Never say Never" dari Justin Bieber. Hmm....ya,,,,"dik" Justin sudah menyadarkan saya lagi, apa itu ? Never say never-lah....!