Meski kenyataannya sangat kurus, setiap wanita pasti pernah bercermin lalu gelisah, "Tidakkah aku tampak gemuk?". Jangan buru-buru mengatakannya lebay, sebab otak manusia memang melihat tubuh sendiri 69 persen lebih lebar dari ukuran sebenarnya.
Dikutip dari Telegraph, Rabu (16/6/2010), fenomena ini terungkap dalam penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan di University College London. Diyakini, temuan tersebut dapat menjelaskan penyebab gangguan pola makan seperti anorexia.
Dalam penelitian tersebut, 18 relawan diminta menelungkupkan telapak tangannya lalu ditutup dengan sebuah papan. Selanjutnya, dari balik papan itu para relawan diminta memperkirakan letak 10 titik berupa ruas-ruas dan ujung jari lalu menunjukkannya dengan pointer.
Titik-titik yang ditunjukkan itu kemudian dibandingkan dengan bentuk dan ukuran tangan sebenarnya. Ternyata perkiraan tersebut membentuk ukuran 69 persen lebih lebar dari aslinya. Demikian juga dengan panjang jari, perkiraan para relawan rata-rata 27,9 persen lebih pendek dari aslinya.
Dr Matthew Longo yang memimpin penelitian tersebut mengatakan, kesalahan memperkirakan terjadi di bawah sadar dan melibatkan bagian otak yang mempersepsikan ukuran. Bagian tersebut membuat seseorang menyadari letak bagian tubuhnya sekalipun dengan mata terpejam.
"Seseorang tentu saja mengenali bagian tubuhnya, terbukti para relawan tidak salah mengenali gambar tangannya sendiri meski dibuat dalam berbagai ukuran. Tapi dalam memperkirakan posisi, hal itu tidak berlaku," ungkap Dr Longo.
Efek ini menjadi sangat kelihatan pada wanita, yang cenderung sensitif terhadap ukuran tubuh di bagian tertentu misalnya perut dan pinggul. Para ahli peyakini hal ini erat kaitannya dengan anorexia.
"Kita tahu bahwa penderita anorexia nervosa juga mengalami gangguan dalam pencitraan tubuh. Mereka bisa merasa gemuk, sekalipun kenyataannya sangat kurus," ungkap Susan Ringwood dari Beat, sebuah badan amal untuk anorexia.
Ringwood menilai temuan ini bisa menjelaskan kondisi yang dialami penderita anorexia dengan lebih rasional. Perasaan bahwa tubuhnya lebih gemuk bukan semata-mata bentuk kegelisahan, melainkan dipicu oleh persepsi alami di otak.